Tim PKM Kemendikbudristek Unimed Lakukan Pengembangan Usaha Pupuk Organik Berbasis Limbah Kotoran Sapi dan Jagung
Tim PKM (Program Kemitraan Masyarakat), Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kemendikbudristek, Universitas Negeri Medan (UNIMED) mengadakan kegiatan Pengembangan Usaha Pupuk Organik Berbasis Limbah Kotoran Sapi dan Jagung Pada Kelompok Tani dan Ternak Suruhen Simpogos di Desa Siempat Rube II Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat.
Kegiatan PKM ini diketuai oleh Sabda Dian Nurani Siahaan., S.Pd., M.B.A dengan anggota Dr. Saronom Silaban, M.Pd yang merupakan dosen Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED dan Lenti Susanna Saragih, dosen Fakultas Ekonomi UNIMED. Bersama tim kelompok PKM, juga hadir tim dosen yaitu Haryani Pratiwi Sitompul, S.E, M.Si; Pendamping dari LPPM UNIMED Asran Siregar, S.E dan dibantu oleh 5 orang mahasiswa dari Prodi Kewirausahaan Unimed. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu 04-05 Agustus 2023 di Desa Siempat Rube II Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat, dengan peserta berjumlah 12 orang.
Dalam kegiatan ini Tim PKM DRTPM KEMENDIKBUDRISTEK dari UNIMED menyerahkan bantuan untuk pembuatan pupuk kepada kelompok Tani dan Ternak Suruhen Simpogos yaitu alat pengaduk kompos, terpal, sekop, sorong dan drum. Selain itu tim PKM juga memberikan desain kemasan untuk pupuk, Nomor Izin Berusaha (NIB), dan media sosial sebagai media pemasaran online (Instagram, Facebook, Whatsapp, Telegram, Youtube, Tiktok).
Ketua PKM dalam sambutannya menjelaskan kehadiran dari rombongannya ke Desa Siempat Rube II saat ini merupakan untuk membantu pengusaha pupuk ini dalam memproduksi pupuk yang terstandar sehingga bisnis pupuk kelompok Tani dan Ternak bisa semakin meningkat. Ketua PKM juga menyebutkan bahwa bisnis pupuk ini perlu ditingkatkan sebab sangat potensial dan baik untuk lingkungan. Jika limbah kotoran sapi dibiarkan begitu saja dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah polusi udara dan dampak besarnya adalah ke pemanasan global. Oleh karena itu pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik harus didukung terus. Mari kita ubah limbah menjadi produk bernilai ekonomis, pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, tampak Tim kelompok PKM langsung mempraktekkan cara pembuatan pupuk organik berbasis limbah kotoran sapi dan jagung. Material lain yang diberikan adalah Molase dan EM4 untuk mendukung fermentasi pembuatan pupuk.
Ketua Kelompok Tani dan Ternak Suruhen Simpogos mengucapkan terimakasih kepada tim kelompok PKM beserta rombongan atas digelarnya pelatihan pembuatan pupuk ini.
Dikatakannya, usaha pupuk organik yang sudah mereka laksanakan selama ini belum berjalan lancar sebab mitra belum terampil dalam membuat pupuk organik berbasis kotoran sapi dan jagung. Selain itu mereka juga kewalahan dalam menjual pupuk karena belum adanya izin usaha, para konsumen tidak mau memakai sembarangan pupuk. Target konsumen mereka selama ini adalah para petani di sekitar desa Siempat Rube II. Dengan adanya izin usaha ini, maka mereka tidak takut lagi untuk menjual pupuknya. Ketua Kelompok mengucapkan terimakasih kepada tim PKM atas bantuan alat dan Nomor Izin Berusaha yang sudah diberikan. Ia dan anggotanya memiliki semangat kembali untuk menjalankan usaha pupuk ini. Ia juga mengatakan kepada tim PKM agar dikemudian hari mereka bisa mendapat bantuan berupa alat pencacah limbah jagung agar pembuatan pupuk organik ini bisa semakin maksimal.(Humas Unimed)