Tingkatkan Prodi terakreditasi Unggul/Internasional, FIP Unimed Gelar Workshop penyusunan dokumen UPPS
Dalam rangka mendorong program studi terakreditasi Unggul/Internasional, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed menggelar Workshop penyusunan dokumen Unit Pengelola Program Studi (UPPS) dengan mengundang narasumber Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. (Ketua Senat Unimed). Workshop tersebut dilaksanakan di Lt. 3 Aula FIP Unimed pada Rabu, (12/07).
Dibuka oleh Rektor Unimed Prof. Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. dan turut dihadiri oleh Wakil Rektor, Dekan FIP Prof. Dr. Yusnadi, MS. bersama Wakil Dekan, Kajur dan Kaprodi, Ka. Laboratorium, taskforce, tim GPM dan dosen fungsionaris FIP.
Dalam sambutannya, Prof. Syamsul mengatakan persiapan yang dilakukan oleh FIP menuju akreditasi Unggul/Internasional sangat baik. Seperti yang kita ketahui bersama semua program studi yang ada di FIP sudah terakreditasi A, yang akan berakhir pada 2025 – 2026. Kita berharap dengan kegiatan ini mencapai tujuan bersama, mendorong semua prodi menjadi akreditasi Unggul. Kita juga bangga dengan FIP, dua prodi memiliki penimat tertinggi di Unimed setiap tahunnya, yaitu PGSD dan Bimbingan Konseling. Semoga dengan kegiatan ini, memberikan gambaran dan pemahaman baik tentang UPPS ini, sehingga prodi di Unimed terakreditasi Unggul/Internasional kedepannya.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. mengatakan “perguruan tinggi seharusnya melihat akreditasi melalui kualitas bukan administratif. Akreditasi seyogyakan bukan untuk gagah-gagahan akan tetapi legalitas bahwa perguruan tinggi itu memang berkualitas dan bermutu, akreditasi merupakan nyawa program studi. Peningkatan mutu kualitas kampus harus dilakukan secara berkesinambungan dengan kredibilitas satuan penjaminan mutu internal (spmi) dan satuan penjaminan mutu eksternal (spme) yang menghasilkan informasi, konstruksi, postur, detail, laporan tentang kinerja prodi secara konfrehensif dan otentik (akuntabel dan transparan).”
“BAN PT/LAMDIK selaku SPME harus interaktif dengan Pengguna lulusan, Lembaga, DU/DI, dan masyarakat. Idealnya asesor bertanya berkaitan lulusan PT, apakah pekerjaannya sesuai dengan apa yang dipelajari selama di kampus atau ada inovasi yang berkembang. Dunia kerja saat ini tidak hanya memandang lulusan/ijazah, tetapi kemampuan dan kompetensi apa yang bisa diberikan, punya sertifikat apa dan prestasinya apa. Kedepan FIP Unimed bisa menyelenggarakan sertifikasi kompetensi khususnya bidang pendidikan dan profesi yang bekerjasama dengan BNSP sehingga lulusan kita bisa berdaya saing baik nasional maupun internasional.”
Selanjutnya, Prof. Syawal menyampaikan “adapun cara yang harus kita lakukan agar menjadi akreditasi unggul ada 3 aksiomanya yaitu pertama ada keinginan, komitmen dan kepimpinan yang kuat untuk membimbing dan mengarahkan semua elemen kearah budaya mutu. Yang kedua, semua pihak terlibat dan diberdayakan sesuai peran dan kualitas setiap individu dan kelompok. Dan yang ketiga, memenuhi semua kriteria substantif dan administratif AIPT. Strateginya dengan memahami secara utuh konsep dan standar akresitasi; memahami secara utuh proses akreditasi mulai dari penyusunan borang dan evaluasi diri sampai pada visitasi oleh asesor; dan memiliki keterampilan untuk melakukan sosialisasi akreditasi kepada internal dan eksternal stakeholders.” (Humas Unimed/eo)