Prodi Pend. Sejarah FIS UNIMED Gelar Webinar Pendidikan Tentang Implementasi Kurikulum Merdeka
Program studi pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Unimed mengadakan webinar pendidikan tentang Implementasi Kurikulum Merdeka yang berlangsung secara daring pada (26/08). Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya yaitu Dr H. Abdul Fikri Faqih (Wakil Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua Panja Kebijakan Kurikulum Komisi X DPR RI) dan Satriawan Salim., M.Si (Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G).
Pada saat membuka kegiatan Dekan FIS Dra. Nurmala Berutu, M.Pd mengatakan kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih dengan terselanggaranya kegiatan ini. Ini merupakan salah satu dari kegiatan ilmiah yang harus dilakukan dan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas guru maupun lulusan. Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, tanpa kurikulum yang tepat para peserta didik tidak akan dapat meperoleh target pembelajaran.
Dr H. Abdul Fikri Faqih dalam materinya mengatakan Perubahan kurikulum tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran di kelas saja. Namun juga bagaimana mempersiapkan guru, menyediakan panduan buku-buku referensi, sosialisasi terhadap tindakan guru dari orang tua wali murid, dan ketersediaan sarana prasarana pendukung. Perubahan kurikulum darurat dan kurikulum prototype memenuhi kebutuhan sistem pengajaran akibat pemberlakuan pembelajaran online dan penyesuaian perkembangan situasi dan kondisi yang lebih fleksibel, lebih efektif dalam menaikan capaian pembelajaran akibat krisis belajar.
Satriawan Salim., M.Si menjelaskan guru dan perubahan kurikulum, perubahan kurikulum sesuatu yang wajar bahkan menjadi kebutuhan. Sejauh ini guru terdorong mengikuti pelatihan implementasi kurikulum merdeka. Secanggih apapun kurikulumnya guru adalah faktor kunci suksesnya implementasi. Kurikulum merdeka adalah kelanjutan dari kurikulum 2013, konteksnya tentu perbaikan atau penyempurnaan karena setiap kurikulum punya waktu pakainya sendiri sehingga narasi yang hanya mengunggulkan satu kurikulum, merendahkan kurikulum lain merupakan tindakan yang tidak bijak. Dan semangat fleksibilitas, penyederhanaan, dan otonomi guru yang di usung kurikulum merdeka jangan sekedar manis di regulasi, sukar dalam implementasi.(Humas Unimed/dv)