Unimed Perkuat Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Universitas Negeri Medan menggelar Workshop Penguatan Penyusunan Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Profesi Guru, yang dilaksanakan di Grand Mercure Maha Cipta Medan Angkasa pada Selasa, (10/12). Workshop ini mengundang narasumber Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. (Ketua Senat Unimed) dan Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. (Ketua LPPMP Unimed).
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Abil Mansyur, M.Si. dan turut dihadiri oleh Dr. Winsyahputra Ritonga, M,Si.(Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan), Prof. Dr. Marice, M.Hum. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan), Prof. Dr. Fajar Apolo, M.Si. Apt. (Ketua Pelaksana PPG Unimed) , Kaprodi, dan puluhan Dosen PPG Unimed.
Dalam sambutannya, Dr. Abil Mansyur, M.Si. mengatakan Workshop yang dilakukan hari ini merupakan tindak lanjut pada kegiatan Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensisiasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Negeri Medan Tahun 2024. Semoga hasil/output pada kegiatan sebelumnya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk proses pembelajaran di Universitas Negeri Medan. Setelah peserta rapat memahami pembelajaran berdiferensiasi dan mampu mengembangkan media pembelajaran selanjutnya seluruh peserta melakukan penguatan atas penyusunan asesmen dan evaluasi pembelajaran berdiferensiasi guna meningkatkan mutu pendidikan yang akan dikembangkan dan diaplikasikan pada Semester Genap TA. 2024-2025 mendatang di seluruh Program Studi di lingkungan Universitas NegerI Medan.
Semua perangkat yang telah dikembangkan akan disesuaikan dengan kurikulum yang terdapat di prodi masing-masing oleh karenanya pada kegiatan hari ini yang menjadi peserta selain dosen adalah Ketua Program Studi di lingkungan Universitas Negeri Medan. Workshop penguatan penyusunan asesmen dan evaluasi pembelajaran berdiferensiasi hari ini merupakan rangkaian penutup kegiatan pengembangan pembelajaran berdiferensiasi yang terlaksana diakhir tahun/akhir semester jadi diharapkan seluruh peserta dapat fokus pada paparan yang disampaikan oleh narasumber. Nantinya, hasil/output dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan harapan kami Workshop Pengembangan Media Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar di Universitas Negeri Medan Tahun 2024 dapat terselenggara dengan baik serta semua tagihan terselesaikan & dipergunakan dengan baik pula.
Dalam laporannya, selaku ketua pelaksana PPG Unimed Prof. Dr. Fajar Apolo, M.Si. Apt. menyampaikan bahwa kegiatan Workshop Penguatan Penyusunan Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Negeri Medan Tahun 2024 melibatkan 99 peserta yang terdiri dari Pengarah, Ketua Pelaksana, Sekretaris, Divisi Akademik, Bagian Keuangan, Penjaminan Mutu, PPK, Humas, Ketua Prodi di Lingkungan Universitas Negeri Medan dan Dosen.Workshop dilaksanakan selama 1 (satu) hari secara luring. Workshop ini adalah salah satu rangkaian dari kegiatan pengembangan proses pembelajaran yang berdiferensiasi, dimana sebelumnya UNIMED telah menyelenggarakan kegiatan Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensisiasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Negeri Medan Tahun 2024 yang terselenggara pada tanggal 04 November 2024 lalu. dan kegiatan Workshop Pengembangan Media Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar di Universitas Negeri Medan Tahun 2024 diselenggarakan pada hari Senin, 09 Desember 2024 di Karibia Boutique Hotel Medan.
Berdasarkan 2 (dua) kegiatan sebelumnya, dosen sebagai peserta telah dibekali Pembelajaran Berdiferensisiasi dan telah menghasilkan output/produk RPP dan RPS tentang optimalisasi pembelajaran berdiferensiasi serta mengembangan media pembelajaran guna menghasilkan output media pembelajaran berdiferensiasi berbasis teknologi yang akan mendukung pembelajaran di semester genap TA. 2024-2025.Workshop ini merupakan rangkaian kegiatan akhir tentang pembelajaran berdiferensiasi jadi diharapkan mampu memperkuat penyusunan perangkat pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. menyoroti sejumlah permasalahan dalam asesmen dan evaluasi yang selama ini sering dihadapi, seperti kesesuaian penilaian, objektivitas, dan benchmarking dengan perguruan tinggi lain. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya self-assessment, peer assessment, dan institutional assessment untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai kualitas pembelajaran. “Evaluasi yang komprehensif akan menjawab dampak sistemik masalah SDM Indonesia, terutama terkait dengan kualitas SDM dan penguasaan IPTEK,” tegas Prof. Syawal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, UNIMED telah merancang berbagai langkah strategis, seperti Evaluasi Kompetensi dengan cara mengevaluasi terhadap profil, capaian pembelajaran lulusan (CPL), dan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan dunia kerja. Kemudian pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar kerja, serta mengintegrasikan Sustainable Development Goals (SDGs). Selanjutnya, peningkatan kinerja program studi dengan mendorong program studi untuk terus meningkatkan kinerja berdasarkan outcomes yang telah ditetapkan.
Dosen dapat memanfaatkan Hasil Asesmen, dengan menggunakan hasil asesmen untuk memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan umpan balik kepada mahasiswa. Dosen juga diharapkan mengembangkan Sistem Penilaian yang lebih holistik, tidak hanya mengukur pengetahuan kognitif, tetapi juga keterampilan dan sikap.“Dengan penguatan sistem asesmen dan evaluasi, diharapkan UNIMED dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kompeten, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja. Rencana aksi prodi dengan melakukan standarisasi tes pengetahuan, Uji keterampilan dan sikap, Benchmark dengan perguruan tinggi lain, menyelenggrakan pengujian bekerjasama dengan industri, BNSP, LSP, Asosiasi Profesi, Lembaga independen lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Mendiktisaintek, Kita harus mempersiapkan diri bagaimana pembelajran pada masa depan yang tidak menentu dengan metode pembelajaran yang mentransformasi dan membuat peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis. Kebijakan pendidikan tinggi menganut kolaborasi dan pola pemberdayaan yang memampukan setiap perguruan tinggi berperan secara unik dengan berpikir inovatif untuk berkembang dan berkontribusi pada pembangunan nasional,” tutup Prof. Syawal.
Sementara narsum kedua, Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. memaparkan konsep pembelajaran berdiferensiasi yang semakin relevan dalam era pendidikan modern. menyoroti kondisi pembelajaran di sekolah saat ini yang masih cenderung seragam dan belum sepenuhnya mengakomodasi perbedaan karakteristik setiap siswa. Beliau menekankan pentingnya pergeseran paradigma pembelajaran dari model “one size fits all” menuju pendekatan yang lebih personal dan berpusat pada siswa. “Pembelajaran berdiferensiasi adalah kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi setiap siswa,” ujar Prof. Bornok.
“Dengan memperhatikan perbedaan individu, kita dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.” Beberapa poin penting yang disampaikan dalam paparan tersebut adalah Transformasi Pembelajaran. Prof. Bornok menggarisbawahi pentingnya transformasi dalam pembelajaran, termasuk personalisasi pengalaman belajar, penggunaan teknologi, dan integrasi elemen gamifikasi. Ia pun menyinggung tentang Konsep heutagogy (belajar tentang diri sendiri) dan cybergogy (belajar dengan teknologi) menjadi dasar dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat mendorong terjadinya transformasi cara pandang individu, sehingga siswa tidak hanya menjadi penerima pasif informasi, tetapi juga aktif dalam membangun pengetahuannya. Dosen diharapkan mampu mengintegrasikan Integrasi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan STEAM (STEM + Arts) dalam pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas, kritis, dan kemampuan kolaborasi siswa.
Penilaian otentik yang berbasis pada kinerja siswa menjadi salah satu kunci keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi. Pentingnya TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) bagi pendidik dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran. “Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kita dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang kuat, tetapi juga memiliki keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan di dunia kerja,” ujar Prof. Bornok.(Humas Unimed/eo)