Skip links

Unimed Perkuat Magang dan Inovasi Berbasis Perusahaan

Universitas Negeri Medan terus berupaya meningkatkan relevansi lulusannya dengan dunia kerja melalui penguatan program magang dan pengembangan inovasi berbasis perusahaan. Kolaborasi yang erat dengan berbagai perusahaan menjadi kunci utama dalam transformasi pendidikan tinggi. Melalui komitmen tersebut, Unimed menggelar pelatihan di Karibia Boutique Hotel, pada Jumat (8/11) dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. (Ketua Senat Unimed), Prof. Dr. Dra. Fida Rachmadiarti, M.Kes dan Dwi Anggorowati Rahayu, S.Si., M.Si. dari Universitas Negeri Surabaya dan Direktorat Transformasi Pendidikan dan TP

Dalam laporan Ketua Panitia, Prof. Dr. Fajar Apollo Sinaga, A.Pt., M.Si. mengatakan “Tujuan dari kegiatan ini adalah merumuskan peraturan formal yang mengatur pelaksanaan magang berbasis perusahaan yang mengintegrasikan aspek akademis dan kebutuhan industri. Selain itu juga, merumuskan pedoman teknis yang dapat digunakan oleh Fakultas, Mahasiswa dan Perusahaan dalam melaksanakan magang yang terstruktur dan berfokus pada inovasi. Kemudian membuat mekanisme/SOP yang jelas dan aplikastif serta mendorong terjadinya inovasi melalui program magang.

Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor I Dr. Abil Mansyur, S.SI., M.Si. mengatakan Saat ini, Universitas Negeri Medan sedang berproses penyempurnaan kurikulum Outcome Based Education (OBE), harapannya kurikulum ini segera dapat dituntaskan di bulan Desember dan dilakukan finalisisasi penyempurnaan pada semester genap dan dapat diaplikasikan pada Semester Ganjil Tahun 2025-2026. Terkait hal tersebut, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan terhadap proses pembelajaran, dalam minggu ini UNIMED telah menyelenggarakan kegiatan Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi, Integrasi 4 (empat) literasi dan penguatan implementasi magang dan inovasi berbasis perusahaan. Mudah-mudahan ini dapat menambah kompetensi kita sebagai bekal dalam menyusun kurikulum yang sedang dikembangkan.Unimed telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan terkemuka di berbagai sektor. Melalui program magang, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara langsung di dunia kerja. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga soft skills yang dibutuhkan dalam dunia profesional. Dengan magang, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung. Ini akan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif,” ujar Abil Mansyur.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. menekankan “Dalam paparannya Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Ketua Senat UNIMED sekaligus pemantik kegiatan Penguatan Implementasi Magang dan Inovasi Berbasis Perusahaan menyampaikan bahwa:
Saat ini, Kementerian Pendididikan, kebudayaan, riset dan teknologi telah dipecah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan.

Menyoroti paparan yang disampaikan oleh Prof. Satryo sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi pada 06 Novermber 2024 lalu saat rapat dengan DPR, beliau menyampaikan tentang paradigma transformasional pendidikan tinggi dan ditanggal 21 Oktober 2024 saat serah terima jabatan Prof. Satryo menyampaikan tentang “ kita harus mempersiapkan diri bagaimana pembelajaran dimasa depan yang tidak menentu”, terkait apa yang disampaikan oleh Prof. Satryo bahwa bagaimana kita bisa mencetak lulusan yang bekerja dimasa depan dalam kondisi yang tidak menentu, dimasa depan yang pekerja belum diketahui. Mencetak lulusan yang bisa bekerja pada pekerjaan dan industri sekarang, 50% CEO mengatakan bahwa lulusan di Indonesia saat ini tidak relevan dengan pekerjaan sekarang. Artinya para CEO kesulitan untuk mencari lulusan yang tepat guna bisa bekerja di perusahaan mereka, kesimpulannya isu pendidikan tinggi di Indonesia masih berputar pada akses relevansi. Hal ini sangat jelas karena 30% relevansi makanya Prof. Satryo mengatakan demikian.

Jadi pembelajaran yang mentransformasi dan membuat peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis, pendidikan tinggi harus memiliki kebijakan kolaborasi dan pola pemberdayaan yang memampukan setiap perguruan tinggi berperan secara unik dengan berpikir inovatif. Jadi kata kuncinya bagaimana kita bisa menjalin kerjasama yang baik dengan industri dan inovasi sehingga innovative thinking dapat berkembang dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Magang dilaksakan dengan inovasi dimana inovasi yang dimaksud dirancang dan di design oleh Program Studi bukan Kementerian. Jangan merancang “cara” kalau tujuan dan designnya belum jelas oleh Program Studi. Kompetensi yang diharapkan harus dilakukan dengan kerjasama bersama DUDI, inovasi akan berjalan dengan efisien dan baik jika terjalin kolaborasi yang aktif.

Mari kita bekerja dengan awal yang baik di pemerintahan baru ini. Pertemuan hari ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pembentukan dan finalisasi kurikulum Outcome Based Education (OBE). Kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri (DUDI) merupakan kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan. Dengan bekerja sama, kedua pihak dapat saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Dunia usaha dapat memberikan masukan mengenai kebutuhan industri, sementara perguruan tinggi dapat menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Integrasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha merupakan keniscayaan. Kita harus terus berupaya untuk memperkuat kolaborasi ini agar menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” tegas Ketua Senat Unimed. (Humas Unimed/eo)