Musrenbang Unimed 2025 Rancang Program Unggulan
Universitas Negeri Medan menggelar Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2025 di Ruang Aula Lt. IV Digital Library Unimed, pada Jumat (8/11). Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Unimed Prof. Dr. Ir. Baharuddin, ST., M.Pd. dan penguatan oleh Ketua Senat Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
Dalam sambutannya. Rektor menyampaikan Sebagai institusi pendidikan, kita tidak hanya bertanggung jawab mencetak lulusan yang berkualitas, tetapi juga dituntut untuk terus berinovasi dalam aspek pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Rencana pembangunan yang akan kita musyawarahkan hari ini harus mampu menjawab berbagai tantangan serta peluang yang ada, sehingga kita bisa menjadi universitas yang unggul, relevan, dan berdaya saing.
Musrenbang ini merupakan agenda tahunan yang harus kita lakukan untuk mendiskusikan masalah yang kita hadapi dan memutuskan prioritas pengembangan program kerja dalam menjawab kebutuhan dan menuntaskan masalah yang ada. Terkhusus kita arahkan pada pengembangan dan peningkatan SDM dosen, mahasiswa dan Tendik, untuk mendukung terwujudnya lulusan yang bermutu.
“Melalui musyawarah ini, kita harapkan lahir berbagai ide dan gagasan yang dapat memperkaya rencana pembangunan jangka menengah dan panjang kita. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh peserta untuk berkontribusi aktif, berbagi perspektif, serta mendukung upaya kita bersama dalam membangun universitas yang lebih baik. Kegiatan ini juga menjadi bentuk komitmen kita dalam mewujudkan good university governance yang menekankan pentingnya partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Mari kita pastikan bahwa rencana yang kita bangun adalah rencana yang inklusif, berlandaskan data yang valid, serta menjawab kebutuhan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari mahasiswa, tenaga pendidik, hingga masyarakat luas,” ujar Baharuddin.
Dalam penguatannya, Ketua Senat Unimed Prof. Syawal mengatakan “Saat ini, Kementerian Pendididikan, kebudayaan, riset dan teknologi telah dipecah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan. Menyoroti paparan yang disampaikan oleh Prof. Satryo sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi pada 06 Novermber 2024 lalu saat rapat dengan DPR, beliau menyampaikan tentang paradigma transformasional pendidikan tinggi dan ditanggal 21 Oktober 2024 saat serah terima jabatan Prof. Satryo menyampaikan tentang “ kita harus mempersiapkan diri bagaimana pembelajaran dimasa depan yang tidak menentu”, terkait apa yang disampaikan oleh Prof. Satryo bahwa bagaimana kita bisa mencetak lulusan yang bekerja dimasa depan dalam kondisi yang tidak menentu, dimasa depan yang pekerja belum diketahui. Mencetak lulusan yang bisa bekerja pada pekerjaan dan industri sekarang, 50% CEO mengatakan bahwa lulusan di Indonesia saat ini tidak relevan dengan pekerjaan sekarang. Artinya para CEO kesulitan untuk mencari lulusan yang tepat guna bisa bekerja di perusahaan mereka, kesimpulannya isu pendidikan tinggi di Indonesia masih berputar pada akses relevansi. Hal ini sangat jelas karena 30% relevansi makanya Prof Satryo mengatakan demikian.”
“Jadi pembelajaran yang mentransformasi dan membuat peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis, pendidikan tinggi harus memiliki kebijakan kolaborasi dan pola pemberdayaan yang memampukan setiap perguruan tinggi berperan secara unik dengan berpikir inovatif. Jadi kata kuncinya bagaimana kita bisa menjalin kerjasama yang baik dengan industri dan inovasi sehingga innovative thinking dapat berkembang dan berkontribusi pada pembangunan nasional,” ungkap Ketua Senat Unimed. (Humas Unimed/eo)