FIS Unimed Selenggarakan 5th Internasional Conference on Social Sciences and Interdisciplinary Studies
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan selenggarakan 5th Internasional Conference on Social Sciences and Interdisciplinary Studies (5th ICSSIS). Adapun tema yang diusung pada konferensi ini adalah “Continuing Indonesia Forward: Resilient in Advancing Education and Social Sciences at 5.0”.
Ricu Sidiq, M.Pd, Selaku ketua panitia menyampaikan tujuan dari tema ini untuk menemukan konsep yang tepat dan cara menyelesaikan permasalahan serta tantangan atas jawaban di era 5.0 khususnya di era 5.0 bidang pendidikan, ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk berkontribusi memberikan wujud pemikiran untuk Indonesia maju di era 5.0 agar masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kualitas kehidupan saat ini dan masa depan.
Pada 5th ICSSIS yang dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd., dan menampilkan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., sebagai Keynote Speaker dan tiga invited speaker yakni Dato Dr Madeline Berma (Academy of Science Malaysia) Dr. Mucahid Mustafa Bayrak (Associate Professor, Department of Geography National Taiwan Normal University / Utrecht University) dan Masatoshi Ito (Assistant Professor Nihon University).
Pada sambutannya, Rektor Universitas Negeri Medan menyampaikan Ilmu sosial, humaniora, dan pendidikan adalah disiplin ilmu yang harus berperan di era society 5.0 dalam meningkatkan kolaborasi dalam peradaban yang maju. Ketiga disiplin ilmu ini bersinggungan dengan literasi manusia sebagai objek perubahan peradaban. Meskipun teknologi internet menyediakan big data, e-sources, e-book, dan e-journal, namun, ide, perilaku, dan tindakan manusia sebagai objek kajian, cenderung dinamis dan rentan atas inovasi dan invensi dewasa ini. Kita tidak bisa diam dan berprilaku biasa saja. Kita harus maju dan berbuat terbaik untuk perubahan paradigm berpikir dan peradaban yang membentuk karakter mulia.
Lanjut Rektor, Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, mengharuskankita untuk siap menghadapi perubahan dunia terutama dalam bidangpendidikan. Salah satu bentuk perubahan tersebut yaitu Society 5.0. Di Era Society 5.0, manusia harus dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 dan berpusat di teknologi. Society 5.0 yang dikenalkan oleh negara maju seperti Jepang, merupakan perkembangan dari revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedangkan Society 5.0 memfokuskan kepada komponen teknologi dan kemanusiannya.
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd dalam materinya mengatakan transformasi menuju generasi emas 2045 dengan nilai sosial dan pendidikan nilai. Nilai-nilai sosial meliputi keadilan, kebebasan, rasa hormat, komunitas, tanggung jawab dan nilai-nilai kemasyarakatan adalah kriteria yang dimiliki oleh mayoritas masyarakat dalam arti ideal, yang semuanya membawa mereka menuju masyarakat yang lebih baik. Kemudian nilai-nilai sosial dan moral pendidikan itu terdiri dari beberapa prinsip dasar seperti sejati, jujur, amal, keramahtamahan, toleransi, cinta, kebaikan dan simpati. pendidikan moral menjadikan seseorang sempurna, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh gelar, tetapi juga mencakup pengajaran berbasis nilai yang menghasilkan pembentukan karakter dan perbaikan sosial.(Humas Unimed/dv)