Skip links

Inovasi Mahasiswa Unimed! Memanfaatkan Ekstrak Sarang Banua sebagai Hair Tonic Antialopecia

Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Negeri Medan yang terdiri dari lima orang mahasiswa yakni Zhafira Dwika Ananda (Kimia), Rahma Clarisa (Kimia), Ruth Yohana Saragih (Kimia), Nadia Givani Br Hotang (Kimia), dan Gusti Ayu Lestari (Biologi), membuat sebuah inovasi sediaan hair tonic dari ekstrak sarang banua (Clerodendrum fragrans Vent Willd) sebagai antialopecia. Dengan itu TIM PKM-RE Unimed mengajukan sebuah penelitian dengan judul Formulasi dan Aktivitas Anti Alopecia Sediaan Hair Tonic Ekstrak Daun Sarang Banua (Clerodendrum fragrans Vent Willd) Secara In Vivo itu, berguna sebagai Antialopecia dalam pengembangan obat herbal melalui serangkaian pengujian.

Zhafira Dwika Ananda, selaku ketua Tim PKM-RE tersebut menyampaikan keterbaruan riset. Menurutnya, riset yang ia gagas bersama tim berada pada aspek formulasi sediaan hair tonic dan aktivitasnya sebagai antialopecia.

“Riset ini dapat menjadi dasar acuan dalam pengembangan sediaan hair tonic sebagai antialopecia. Produk hasil penelitian tim PKM-RE Unimed mempunyai keunggulan, di mana hanya dalam delapan hari dilakukan pengujian secara in vivo, sudah terlihat hasil pertumbuhan rambut pada hewan uji,” jelasnya pada Senin (25/9/2023).

Dosen Pembimning, Prof. Dr. Murniaty Simorangkir, M.Si menjelaskan bahwa pemanfaatan tumbuhan alam yaitu Sarang Banua (Clerodendrum fragrans Vent Willd) dikarenakan tumbuhan ini merupakan tumbuhan bberpenampilan indah yang mudah dibudidaya di perkarangan rumah.  Tumbuhan ini dapat tumbuh di musim apa saja.

“Sarang Banua (Clerodendrum fragrans Vent Willd) merupakan tumbuhan yang berkhasiat dan umum dijumpai khususnya di Simalungun dan Tapanuli, Sumatera Utara. Tumbuhan ini memang sering dijadikan sebagai berbagai obat tradisional,” tambahnya.

TIM PKM-RE menggunakan uji in vivo di Rumah Hewan, Fakultas MIPA Unimed. Zhafira selaku ketua TIM PKM-RE menyampaikan bahwa uji in vivo terbilang sulit dikarenakan pengujian dilakukan pada hewan yang masih hidup hanya memakai bagian rambutnya saja tanpa menyakiti hewan uji tersebut.

“Hal ini sangat mengesankan bagi kami karena walaupun tugas akhir kami nantinya bukan perihal pengujian secara in vivo, kami dapat memahami lebih dalam karena terjun langsung untuk melakukan pengujian secara in vivo. Selain itu juga untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu ada dalam mendapatkan hasil uji yang valid,” ujar Zhafira.

Pada akhirnya, Zhafira menyampaikan harapannya terkait PKM-RE gagasannya Bersama tim dapat dipresentasikan hingga ke PIMNAS. Juga berguna sebagai dasar pengujian selanjutnya yaitu secara in vitro dalam pengembangan hair tonic sebagai antialopecia.

Leave a comment