Tim PKM UNIMED Melakukan Penelitian Tradisi Lisan di Danau Lau Kawar Kabupaten Karo
Tim Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Negeri Medan, dengan judul “Tulah Nini Kawar: Hyperrealitas Tradisi Lisan dalam Pencegahan Penyimpangan Sosial di Kawasan Wisata Danau Lau Kawar Kabupaten Karo.” Ketua tim, Siti Wardani Nur Azmi dari Program Studi Pendidikan Antropologi, dengan anggota Elvirida Lady Angel Purba dari Program Studi Sastra Indonesia, Fadinda Aisyah dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, serta Yola Claudia dari Program Studi Pendidikan Antropologi bersama dosen pendamping Dedi Andriansyah S.Pd., M.Si dari Program Studi Pendidikan Antropologi.
Penelitian ini mengungkapkan kekuatan folklore dan tradisi lisan dalam mempertahankan nilai-nilai budaya dan mencegah penyimpangan sosial di kawasan wisata Danau Lau Kawar Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Folklore adalah sistem nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman tingkah laku masyarakat sehari-hari. Kawasan wisata Danau Lau Kawar dikenal dengan keindahan alamnya dan upaya pelestarian ekosistem yang kuat. Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah minimnya permasalahan penyimpangan sosial oleh wisatawan di kawasan ini. Ternyata, hal ini berkaitan erat dengan adanya cerita legenda Nini Kawar yang secara berulang kali diceritakan oleh masyarakat kepada para wisatawan.
Masyarakat setempat percaya bahwa jika ada wisatawan yang tidak menjaga tata krama atau melakukan perbuatan menyimpang di tempat tersebut, maka akan membuat Nini Kawar marah. Cerita ini menciptakan semacam “hyperrealitas“, di mana cerita tersebut sangat kuat dalam membentuk perilaku wisatawan dan memengaruhi mereka untuk menjaga kawasan ini dengan baik.
Penelitian ini dilakukan secara etnografi melalui observasi partisipatif (life in) selama sebulan bersama masyarakat. Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi teoritis dalam bidang Antropologi budaya dan sastra (folklore) serta bidang bimbingan konseling terkait dengan tradisi lisan yang dianalisis dengan teori Postmodern. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan kontribusi praktis dengan menjadi dukungan untuk langkah pemajuan budaya lokal, rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah, dan dinas terkait dalam pemeliharaan kawasan wisata melalui partisipasi masyarakat setempat serta menjadi pendukung media pembelajaran muatan lokal, sastra, dan budaya di sekolah sebagai langkah pelestarian budaya melalui pendidikan. Penelitian ini menjadi contoh nyata kearifan lokal dapat memainkan peran penting dalam melestarikan budaya dan lingkungan.(Humas Unimed)