Tim PKM Unimed Terapkan IPTEK Etnomatematika Dalam Pengembangan Desain Ulos Bebasis Phyton.
Tak jemu berbicara perihal ulos, kini sebuah terobosan progresif hadir dari pemikiran cerdas mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED). Inovasi ide untuk mempermudah kristik seni pola geometris yang dahulunya manual, kini berhasil diterapkan dalam dunia digitalisasi. Tim PKM Penerapan IPTEK UNIMED 2023 yang diketuai langsung oleh Mutia Aini Parinduri berhasil mengintegrasikan teknologi informasi dan aplikasi pemrograman bahasa Phyton. Hasilnya, sangat mengagumkan dan memberikan dampak signifikan kepada para penenun ulos di Lumban Suhi-Suhi Toruan, Samosir. Selasa (29/08/2023)
Aplikasi ini dikembangkan oleh Mutia dan rekan timnya menggunakan basis bahasa pemrograman Phyton. Inisiatif cerdas ini muncul sebagai buah pemikiran atas permasalahan penurunan minat remaja dan kaum muda batak terhadap seni kriya ulos di era modern belakangan ini. Dan, akhirnya terealisasikan sebagai salah satu penelitian pada ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023.
Tim PKM PI yang terdiri dari Mutia Aini Parinduri, dan rekannya Reza Muhtadin, Nurdini Atiqah, dan Zulqadri berasal dari fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam. Sementara Sayyidatul Khairah berasal dari fakultas teknik. Mereka bekerja di bawah naungan bimbingan dosen FMIPA UNIMED, Sudianto Manullang, S.Si., M.Sc.
Mutia menyebutkan sempat mengobrol dengan Parsinabung (Raja Adat) dan para penenun ulos Samosir. Hal itu dilakukan untuk menjaga nilai filosofis ulos dan kebudayaan sakral yang ada di dalamnya, walau pengerjaannya mulai menyatu dengan unsur digital. Proyek yang mendapatkan pendanaan ini berhasil menyita atensi para penenun yang menjadi mitra. Mereka menyatakan merasakan dampak kemudahan dan yakin akan adanya peningkatan efisiensi waktu, biaya, dan kinerja dalam memenuhi permintaan dan kebutuhan ulos pelanggan di masa depan.
“Walau dalam waktu yang singkat, kami senang mendapatkan kunjungan kerja sama dengan tim PKM UNIMED. Kami sangat terkesan dengan adanya inovasi cerdas dari mahasiswa yang datang jauh-jauh untuk membantu menyelesaikan permasalahan kami dalam industri kriya tenun ulos ini. Apalagi mata pencaharian utama kami adalah bertenun. Kami sangat menaruh harapan pada terobosan progresif ini sehingga meningkatan keuntungan kami di masa yang akan datang,” ujar Ibu Mardiana Panggabean.
Aplikasi ini terus dikembangkan dan mampu menghadirkan hasil seni ulos, bukan hanya sebagai karya yang indah, tetapi juga bertransformasi menjadi berbagai produk, seperti tas dan keranjang. Pengembangan ulos ini akan terus berlanjut hingga aplikasi mampu mengoperasikan diri melalui kombinasi bahasa pemrograman dan bantuan artificial intellegence di masa yang akan datang.
“Tak hanya sebagai media penghubung antara mitra dan tim developer kami. Aplikasi ini mampu mengabungkan pola-pola yang telah dianalisis dan dimodelkan otomatis oleh pemrograman dan langsung mencetak output berupa kristik pola yang bisa langsung diunduh dan dicetak. Bahkan setiap hasil yang telah dibuat pada ulos mampu ditransformasikan kepada beberapa model pakaian atau aksesori pelengkap yang penuh gaya. Kami berharap aplikasi ini akan terus memberikan manfaat efisiensi bagi mitra kami dan dapat perhatian agar dapat terus dikembangkan,” ujar Mutia dalam wawancaranya bersama detik.
Aplikasi ini, selain memberikan solusi praktis, juga membuka peluang pemasaran secara digital dan memungkinkan hasil tenunan lebih dikenal di kancah internasional. Dukungan pemerintah dalam pengembangan dan penyebarluasan aplikasi ini sangat diharapkan oleh para mahasiswa Unimed yang berpartisipasi dalam proyek ini. Melalui upaya kolaboratif ini, Unimed telah membuktikan bahwa teknologi modern dapat menjadi jembatan penghubung antara tradisi dan inovasi, menjaga serta mengembangkan kekayaan budaya Indonesia dalam era digital.(Humas Unimed)