Tim PKM RSH FBS Unimed Teliti Harmonisasi Sosial Etnis Batak – Minang di Tarutung
Tim PKM RSH FBS Unimed melaksanakan penelitian berjudul: Pola Komunikasi dan Implikasi Local Wisdom Masyarakat Minang sebagai Best Practice Harmonisasi Sosial di Kabupaten Tapanuli Utara: Tinjauan Psikopragmatik. Kegiatan penelitian ini berpusat di lingkungan komplek mesjid, Kelurahan Hutatoruan X, tepatnya di belakang Masjid Raya Tarutung. Tim peneliti didampingi oleh dosen pendamping Achmad Yuhdi, S.Pd., M.Pd. Tim diketuai oleh Chairun Nisa dengan 3 anggota lainnya yaitu: Gading Hakim Alamsyah Daulay, Yoyuti Sonata Capah, dan Sri Tiurma Bintang Sinaga yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kepada Humas Unimed, ketua tim peneliti, Chairun Nsa mengatakan selama proses pengumpulan data, tim mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar Kecamatan Tarutung, baik dari etnis Batak Toba, maupun etnis Minang yang ditentukan sebagai informan dalam kegiatan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu program Kemendikbud-Ristek di bawah naungan Dirjen Belmawa yang berhasil meraih pendanaan PKM tahun 2023. Lebih lanjut Chairun Nisa mengatakan bahwa riset ini dilatarbelakangi dari fenomena sosial masyarakat yang hidup berdampingan di tanah Batak antara masyarakat Batak yang mayoritas beragama kristen dan masyarakat pendatang yang beragama Islam yang didominasi oleh etnis Minang.
Berdasarkan hasil wawancara kepada informan yang ditentukan, diketahui bahwa pemerintah setempat sedang merencanakan pembangunan tugu moderasi di Tarutung dan pada tanggal 03 Agustus 2023, komplek mesjid telah ditetapkan menjadi kampung moderasi beragama oleh departemen agama Kabupaten Tapanuli Utara. Selanjutnya, riset ini akan mendeskripsikan beberapa hal terkait: (1) Pola komunikasi Masyarakat Minang saat berinteraksi dengan masyarakat Batak di Tarutung, (2) Penerapan local wisdom masyarakat Minang di tanah perantauan (3) Bentuk tindak tutur yang disertai konteks verbal dan nonverbal masyarakat Minang di Tarutung. Demi keseimbangan informasi yang didapatkan, selain mengumpulkan informasi dari masyarakat Minang tim juga mewawancarai beberapa masyarakat asli yang tinggal di sekitar komplek mesjid. Informan yang dipilih adalah seorang pedagang yang telah lama berjualan di sekitar komplek mesjid. Menurutnya, hidup berdampingan dengan masyarakat Minang tidak pernah menjadi sebuah masalah bagi masyarakat Batak. Hal ini dikarenakan, masyarakat minang sangat menghargai adat di tanah batak dan tidak memasaksan adat mereka di kota tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan jadwal pelaksanan PKM tahun 2023, tim akan melaporkan seluruh rangkaian kegiatan hasil riset kepada Dirjen Belmawa dalam kegiatan PKP 2 yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober. Apabila tim ini berhasil melaju ke tahap selanjutnya, tim akan memaparkan hasil riset ini ke tingkat nasional melalui ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) tahun 2023 yang dilaksanakan pada bulan November 2023 di Universitas Padjajaran, Bandung. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada akun media sosial instagram tim, @pkm_polakomunikasiditaput.(Humas Unimed)