Skip links

AISTSSE 2022 : Ilmu Pengetahuan, Informasi dan Teknologi Sangat Mempengaruhi Pendidikan

Sebagai peneliti sains FMIPA Unimed menyadari pentingnya pertukaran informasi di antara kami. Informasi baru mencerahkan pikiran kita dan memberi kita ide tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam penelitian kami dan bagaimana melakukannya. Untuk itu FMIPA UNIMED kembali menggelar The 9th International Seminar on Trends in Science and Science Education 2022 dengan tema “Development of Industrial-Based Research on Improving Research Innovaton Strategy In Science and Science Education” yang diadakan secara virtual dengan menggunakan Aplikasi Zoom Meeting pada Selasa (08/11).

Kegiatan ini dibuka oleh Rektor UNIMED Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. dan turut hadir Jajaran Wakil Rektor Universitas Negeri Medan, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Wakil Dekan, Fungsionaris, Dosen serta ratusan Mahasiwa di Lingkungan FMIPA Universitas Negeri Medan . Dengan menghadirkan narasumber dari berbagai negara, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. (Senator Chairman of Universitas Negeri Medan – Indonesia), Prof. Ts. Dr. Muhammad Sattar Rasul (Chair STEM Enculturation Research Center National University of Malaysia), Prof. Tsunenori Mine (Departement of Advanced Information Technology, Faculty of Information Science and Electrical Engineering, Kyushu University, Japan), Prof. Abedel Karrem Nasser M Alomari (Departement of Mathematics, Faculty of Science, Yarmouk University Jordan), Prof. Dr. Marleen Kamperman (University of Groningen Netherland) dan Romansyah Nasution, S.Si. (PT. Casco Sea An Amphenol Group Batam-Indonesia).

Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom menyampaikan Pada era modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi, sangat mempengaruhi aktivitas proses pendidikan. Informasi dan pengetahuan baru, menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sekali, peran pendidik yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh. Di masa mendatang, peran dan kehadiran pedidik di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi. Sistem pendidikan membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0 dan kemajuan ilmu pengetahuan terkini. Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu: literasi digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. Tiga keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan, baik di era industri 4.0 dan era Society 5.0.

Lanjut Rektor, Di bidang pendidikan, motivasi saja tidak cukup dalam mewujudkan cita cita making indonesia 4.0, harus ada wujud konkret dan usaha yang keras untuk pemerintah Indonesia dan kita semua, dalam menyongsong era digitalisasi. Tantangan pasti akan dihadapi dalam setiap transisi inovasi dan teknologi. Kita harus berani dan siap, jika tidak maka kita akan tenggelam oleh era disrupsi ini. Perkembangan IPTEK saat ini harus melahirkan cara baru dalam menyelesaikan semua permasalahan bangsa di berbagai sektor, seperti pendidikan, manufaktur, perbankan, jasa dan lain sebagainya. Kondisi ini kemudian menuntut terbangunnya sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, inovatif dan berdaya saing, serta memiliki karakter kepribadian yang jujur dan bertanggungjawab.

Prof. Dr. Syawal Gultom mengatakan Tujuan pendidikan sains diubah dari menekankan kognisi menjadi cara memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Peran utama guru berubah dan menjadi perancang pemikiran dan aktivitas siswa, sedangkan peran siswa menjadi aktif mencari pengetahuan. Kalau mau lihat suatu negara itu maju, coba lihat cara pembelajaran ilmu sainsnya dengan mudah kita menyimpulkan semakin bagus pembelajaran sains maka semakin bagus negara tersebut.(Humas Unimed/dv)