Universitas Negeri Medan melaksanakan seleksi wawancara calon angggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS Unimed) di Ruang Sidang B Gedung Pusat Administrasi Unimed pada Kamis, (6/10). Seleksi wawancara calon satuan tugas PPKS di Universitas Negeri Medan berlangsung dengan baik. Mahasiswa, Tenaga Pendidik, dan Dosen sangat antusias mengikuti wawancara Calon Anggota PPKS. Unimed sangat berkomitmen dalam mencegah kekerasan seksual di perguruan tinggi khususnya di lingkungan Universitas Negeri Medan.

Adapun tim pansel yang bertugas mewawancarai adalah Dr. Reh Bungana Beru Perangin-angin, SH, M.Hum. (Dosen), Dr. Masitowarni, M.Ed. (Dosen), Dr. Ani Sutiani, M.Si. (Dosen), dr. Miftahul Ihsan, M.Ked. Sp. PD. (Dosen), Herawati Br Ginting, M.Pd. (Tendik), Nur Ummi Shaleha (Mahasiswa), Putri Raudah Ritonga (Mahasiswa).

Selaku Ketua Panitia Seleksi Dr. Reh Bungana Beru Perangin-angin, SH, M.Hum. mengatakan “Pembentukan Satgas PPPK ini merupakan amanat dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi. Adanya Satgas PPKS ini diharapkan mampu untuk mencegah tindak kekerasan seksual yang bisa saja terjadi di lingkungan kampus, serta membuat orang atau pelaku yang ingin melakukan kekerasan khususnya kekerasan seksual akan berpikir dua kali untuk bertindak.”

Selanjutnya, Ketua Pansel menambahkan, ”Satgas PPKS akan mengawal serta mengusut secara tuntas jika terdapat laporan dari korban kekerasan seksual dan akan memberikan rekomendasi sanksi bagi para pelaku yang nantinya akan diputuskan oleh jajaran pimpinan Unimed. Hasil wawancara ini nantinya akan menjadi rekomendasi kita untuk memilih calon anggota PPKS Unimed melalui rapat penentuannya pada 10 Oktober mendatang, yang akan kita teruskan ke Rektor untuk penetapan anggota PPKS Unimed. Pengumuman anggota PPKS Unimed akan diumumkan pada 13 Oktober 2022. Terbentuknya Satgas PPKS Unimed ini nantinya bertujuan untuk menjadi wadah dan tempat dari korban kekerasan seksual yang nyaman dan aman (menjaga kerahasisaan korban) dan siap membantu segala proses yang akan dilalui dari awal hingga selesai,” ujarnya. (Humas Unimed/eo)