Skip links

Tim LPPM UNIMED berikan Pelatihan Desain Grafis Bernuansa Budaya Lokal Tebing Tinggi

Tim Program Kemitraan Masyarakat LPPM Universitas Negeri Medan melaksanakan Pelatihan Desain Grafis Cutting Sticker bernuansa Local Wisdom untuk UKM Mitra Jaya Cutting Sticker Tebing Tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kompetensi kepada pelaku UKM Cutting Sticker dalam menghasilkan produk cutting sticker yang bermakna dan menampilkan tingginya falsafah hidup masyarakat Tebing Tinggi. Motor Program Kemitraan Masyarakat ini antara lain penulis sejarah local sekaligus praktisi desain grafis Abd. Haris Nasution, S.Pd.,M.Pd; Sosiolog Muhammad Iqbal, S.Sos, M.Si dan Peneliti Pendidikan Arfan Diansyah, S.Pd.,M.Pd.

Kegiatan ini dilatar belakangi keresahan akan maraknya produk-produk cutting Sticker berupa gambar dan tulisan di body kendaraan bermotor, khususnya kendaraan besar (truk) yang bermuatan negative bahkan menjurus kepada pornografi. “Tebing tinggi adalah salah satu kota Industri, juga kota perkebunan dimana ribuan kendaraan khususnya truk hilir mudik sepanjang hari. Sayangnya seringkali kita temukan tulisan-tulisan dan gambar yang tidak etis pada body kendaraan-kendaraan tersebut. Mulai dari tulisan-tulisan yang nyeleneh bahkan gambar-gambar yang tidak pantas dsb tidak mencerminkan kearifan local masyarakat tebing tinggi, bahkan berbahaya mengingat yang melintas dijalan raya bukan hanya orang dewasa, tetapi juga banyak anak-anak dibawah umur. Dikhawatirkan Bahasa-bahasa nyeleneh dan gambar gambar tidak  Etis tersebut berdampak pada pola perilaku generasi muda. Oleh karenanya, perlu sosialisasi dan pendampingan bagi para pelaku UKM dibidang cutting sticker untuk mereduksi hal-hal negative tersebut dengan membuat karya cutting sticker yang bernuansa local wisdom yang bernilai tinggi dan berkarakter, sehingga terlihat cerminan masyarakat tebing tinggi sebagai masyarakat yang berbudi, berakhlak mulia dan berbudaya. Semangat dan nilai-nilai ini yang mau kita sebarkan keseluruh penjuru jalan raya kota Tebingtinggi.” Tutur Haris

Dalam materinya, Haris menguraikan banyak local wisdom/kearifan lokal yang dapat di presentasikan melalui produk cutting sticker. Misalnya, Filosofi lemang. Lemang yang merupakan makanan khas tebing tinggi dibuat dengan ketan pilihan, yang bermakna bahwa hanya insan-insan terbaik yang memperoleh kedudukan dalam masyarakat. Kemudian ketan dimasukkan ke bambu terbaik pilihan, yang bermakna bahwa insan-insan terbaik akan memperoleh tempat dan kedudukan yang terbaik pula. Setelah matang, lemang bertekstur lengket yang menggambarkan bagaimana persatuan dan kesatuan masyarakat kota Tebingtinggi meskipun berbeda kultur dan keyakinan. Kata-kata bijak tersebut tentunya dapat dikemas menjadi produk cutting sticker yang bernilai falsafah tinggi.

Disisi lain, Arfan Diansyah menguraikan bahwa pelaku UKM Cutting sticker harus lebih selektif untuk memilah permintaan-permintaan konsumen/pemilik kendaraan bermotor yang hendak memasang cutting sticker pada kendaraannya, pelaku UKM harus benar-benar mengkampanyekan nilai-nilai kearifan local dalam karyanya dalam produk Cutting Sticker yang dikembangkan. Apalagi mengingat kota tebing tinggi adalah salah satu kota bersejarah yang masyur dengan peradabannya yang tinggi dan agung. Jangan sampai motif ekonomi menjadikan pelaku UKM Cutting sticker mengabaikan nilai-nilai moral dan kearifan local peninggalan peradaban kerajaan Padang tersebut sehingga mengakibatkan degradasi moral dikalangan generasi muda. Kemudian, Arfan juga memberikan pelatihan penggunaan aplikasi Desain Grafis yang mudah dan efisien yang dapat digunakan oleh para pelaku UKM tersebut.

Sandi Indianto selaku pelaku UKM Cutting Sticker memberikan apresiasi kepada Tim PKM LPPM Unimed karena bersedia berbagi ilmu dan keterampilan dalam mengembangkan produk Cutting Sticker yang mencerminkan kearifan local masyarakat tebing tinggi.(Humas Unimed)